Penggunaan smartphone telah menjadi fenomena tak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi remaja. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh we are social, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai total 175 juta orang pada tahun 2020 dan didominasi oleh kalangan remaja karena kebanyakan remaja merasa sangat membutuhkan internet dalam kehidupan sehari-harinya. Kemudahan dalam mengakses internet dan mendapatkan informasi membuat penggunanya merasa nyaman dan cenderung enggan untuk jauh dari internet. Hal ini yang membuat terjadinya peningkatan jumlah pengguna internet di setiap tahunnya.
Salah satu akses termudah untuk mendapatkan layanan internet adalah melalui smartphone. Fitur-fitur yang tersedia pada smartphone dapat memenuhi kebutuhan secara langsung atau instan bagi penggunanya, mulai dari kebutuhan untuk berinteraksi membangun hubungan, ekspresi emosi, berbagi pemikiran, dan juga pengetahuan pada kehidupan yang serba cepat di era komunikasi digital seperti saat ini. Hubungan individu dengan smartphone akan langsung memberikan dampak bagi perilaku interpersonal dan social. Berdasarkan hasil studi, seseorang mengalami tingkat ketakutan atau ketidaknyamanan lebih tinggi Ketika mereka tidak memiliki koneksi ke ponsel mereka. Hingga muncul istilah “Nomophobia” atau No Mobile Phone Phobia.
Selain kecemasan dan rasa tidak nyaman yang berlebihan, berikut merupakan 5 dampak penggunaan smartphone dan internet yang berlebihan:
- Penglihatan Terganggu
Salah satu penyebab dari menurunnya fungsi mata adalah sinar biru atau blue light yang terdapat pada layar smartphone atau gadget. Cahaya ini menyebabkan masalah penglihatan seperti katarak dan age macular deregenration (amd). Selain itu, tulisan pada layar smartphone yang lebih kecil daripada buku atau cetakan hard copy membuat jaarak membaca akan lebih dekat sehingga meningkatkan kebutuhan penglihatan. Bahkan berdasarkan penelitian lebih dari 90% pengguna smartphone dan komputer mengalami gejala penglihatan seperti mata lelah, penglihatan buram, penglihatan ganda, pusing, mata kering, serta ketidaknyamanan pada okuler saat melihat dari dekat ataupun jauh setelah penggunaan komputer dalam jangka waktu lama.
- Pola Tidur yang Tidak Teratur
Pada usia remaja, seseorang membutuhkan setidaknya 7 jam waktu tidur pada malam hari. Namun kenyataannya kebanyakan remaja masih menggunakan smartphone pada waktu tidur. Penggunaan pada waktu tidur ini berarti penggunaan alat selama 90 menit sebelum tidur. Hal tersebut menyebabkan terjadinya gangguan pada jadwal tidur sehingga dapat berpengaruh signifikan terhadap pola tidur. Pola tidur yang buruk ini dapat menyebabkan seseorang lebih rentang terkena obesitas, diabetes dan juga gangguan psikologis seperti depresi.
- Kesulitan Berkonsentrasi
Konsentrasi atau kemampuan untuk memusatkan perhatian terhadap sesuatu juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan smartphone yang berlebihan. Terlalu sering menggunakan smartphone akan menyebabkan adiksi atau kecanduan sehingga sulit untuk mengerjakan pekerjaan lainnya seperti belajar karena akan terus teringat untuk memainkan smartphone. Hal ini tentu dapat berdampak buruk terhadap remaja, khususnya yang masih menempuh Pendidikan di sekolah ataupun perguruan tinggi karena dapat mengganggu proses belajar.
- Menurunkan Kemampuan Bersosialisasi
Remaja sering kali menemukan diri mereka terjebak dalam siklus yang tak terputus dari layar smartphone, mengakibatkan mereka semakin jarang terlibat dalam interaksi tatap muka yang mendalam dan berarti. Ketergantungan pada pesan teks dan platform media sosial telah mengurangi ruang bagi keterampilan sosial yang penting seperti membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membentuk hubungan interpersonal yang kuat dan membangun jaringan sosial yang beragam.
- Berpengaruh Terhadap Status Gizi
Penggunaan smartphone yang berlebihan seringkali berdampak negatif pada gaya hidup sehat remaja, termasuk pola makan dan aktivitas fisik. Dengan semakin canggihnya teknologi, remaja cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar smartphone, yang dapat mengarah pada perilaku duduk yang berlebihan. Aktivitas duduk yang berlebihan ini dapat mengganggu pola makan sehat dan berkontribusi pada masalah gizi seperti obesitas atau malnutrisi. Selain itu, paparan berlebihan terhadap iklan makanan tidak sehat di smartphone juga dapat mempengaruhi preferensi makanan remaja dan meningkatkan konsumsi makanan olahan yang kaya akan gula, lemak jenuh, dan garam.
Dalam era digital yang semakin maju, mari lebih bijak dalam menggunakan smartphone. Sadari bahwa penggunaan yang berlebihan dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan fisik, mental, dan sosial kita. Tetaplah menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata demi kesejahteraan yang holistik.