Back

Its Okay Not To Be Okay ; Langkah Tepat Penanggulangan Emosi Negatif Bagi Remaja

 Oleh : Gaharu Intra Bijani

Pada saat memasuki tahap remaja, seseorang remaja akan mengalami perkembangan emosi yang cukup signifikan. Emosi remaja yang cenderung meledak-ledak, perubahan suasana hati yang tidak dapat diprediksi, dan emosi negatif yang sulit dikendalikan ketika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah bagi remaja dan lingkungan sekitarnya. Hal ini membuat  kemampuan mengelola emosi dan manajemen stress pada remaja sangat dibutuhkan.

Emosi negatif seperti sedih, marah, kecewa, tertekan adalah emosi-emosi yang tak terhindarkan dan kerapkali di hadapi remaja. Dalam perjalanan kamu berproses perlu kamu ketahui bahwa its okay not to be okay, tidak apa-apa merasa tidak baik-baik saja. Segala emosi dan perasaan yang kamu rasakan menjadi tanda bahwa kamu adalah seorang manusia. untuk membantu kamu mengelola emosi negatif dengan baik, kamu bisa mencoba langkah-langkah berikut! 

1. Bercerita kepada orang yang kamu percaya.

Memendam perasaan dan emosi negatif yang kamu rasakan seperti halnya menumpuk sampah di sebuah keranjang sampah, lama kelamaan dapat menjadi penuh dan membuat kamu menjadi stress. Akan lebih baik jika kamu belajar untuk melepaskan apa yang kamu rasakan kepada orang terdekat, sahabat, konselor sebaya, atau psikolog.

2. Olahraga

Berolahraga secara rutin dapat membantu kamu meredakan stress. Dengan berolahraga, otot tubuh akan lebih rileks, oksigen dalam tubuh akan meningkat dan pikiran pun akan teralihkan sehingga bisa memperbaiki suasana hati. tidak perlu melakukan olahraga berat, cukup lakukan olahraga sederhana atau disukai seperti renang, bersepeda, basket, sepak bola atau ke tempat m

3. Lakukan meditasi

melakukan aktivitas meditasi atau yoga selama 10-15 menit dalam sehari bisa membantu kamu untuk merasa lebih rileks dan mampu menenangkan pikiran kamu. Meditasi dapat menurunkan kadar hormon stres, yaitu kortisol, sehingga membuat tubuh dan pikiran bisa lebih tenang. 

4. Lakukan Hobi

Melakukan hal-hal sederhana yang kamu sukai seperti mendengarkan musik, melukis, bermain puzzle, bernyanyi, membaca atau sekedar berjalan santai bisa membuat tubuh kamu menghasilkan dopamin yang dikenal sebagai hormon bahagia. 

Dengan begitu, tubuh dan pikiran kamu bisa lebih rileks. Namun, pastikan aktivitas yang dilakukan bersifat positif dan tidak melanggar aturan/ hukum agar tidak menimbulkan masalah baru.

5. Fokus pada saat ini

Hindari terlalu lama terjebak dalam peristiwa yang telah terjadi, terlebih jika kejadian tersebut membuat kamu sedih atau kesal. Jalani saja hidup saat ini dan jangan mencemaskan apa yang nanti akan terjadi. Menjalani hidup dengan perasaan bahagia dan pikiran yang positif dapat memberikan pengaruh yang baik pula pada kehidupan ke depannya.

setiap orang pasti pernah mengalami atau merasakan emosi negatif dalam hidup. merasakan sedih, marah, kecewa, stress adalah hal yang wajar. namun kamu akan selalu punya kesempatan untuk belajar menerima, mengelola diri, dan mengendalikan perilaku kamu agar dapat belajar dari emosi negatif yang sedang kamu rasakan.

mengelola emosi negatif dengan baik bisa menjadi salah satu hal yang sangat membantu kamu untuk menjadi remaja yang tangguh dan produktif!

Sumber :
Modul TK Lifeskill, bab Mengelola Stress.
Hanum Hasmarlin, Hirmaningsih (2019) Self-Compassion dan Regulasi Emosi pada Remaja.