Pernahkah kamu berpikir seberapa penting sebenarnya melakukan perencanaan dalam hidup? Narasi mengenai berencana itu keren bukan hanya sebuah jargon yang utopis, tetapi sebuah realitas yang membuat hidupmu jauh lebih bermakna. Brian P. Moran dan Michael Lennington dalam bukunya yang berjudul The 12 Weak Year menjelaskan bahwa dengan melakukan perencanaan maka 20% tugas telah terselesaikan. Artinya, perencanaan adalah pilihan yang efektif dan efisien dalam mempermudah hidup.
Pada tahun 1960-an, Freederick Herzberg, seoarang psikolog di bidang industri mengadakan penelitian untuk mencari tahu apa yang sebenarnya membuat orang termotivasi dengan mudah. Jawabannya adalah pencapaian. Dengan menetapkan rencana yang berisi target-target kecil untuk dicapai maka terdapat motivasi yang sedang dibangun untuk mencapai target-target yang lebih besar. Hal ini penting karena seperti kata Tjahjo Harry Wilopo yang menyampaikan bahwa temukanlah nyala apiyang bisa membuat kamu terus berkomitmen dalam proses kehidupan.
Perencanaan akan menciptakan percikan api yang nantinya dapat menyala secara konsisten. Perencanaan bukan hanya sekedera efektivitas, efisiensi, maupun motivasi. Namun, perencanaan adalah strategi yang membuatmu memahami situasi dan batasan diri. Pernahkah kamu bertanya dalam diri, mengapa dalam sebuah pertandingan Sepak Bola, setiap tim mengetahui kapan harusnya menyerang dan bertahan? Jawabannya adalah setiap tim sudah memiliki perencanaan, yaitu ingin memenangkan pertandingan sehingga mereka dapat membaca situasi ketika timnya unggul maupun ketinggalan poin dan dapat memutuskan tindakan untuk menyerang maupun bertahan.
Sama halnya dengan realitas di kehidupan sehari-hari. Ketika kamu sudah memiliki perencanaan maka kamu dapat memahami situasi dan batasan diri sehingga kamu dapat menentukan skala prioritas, memilah mana yang baik dan buruk, serta berani mengambil keputusan. Oleh karena itu, kamu tidak akan menjadi individu yang kehilangan arah , tidak terjerumus dalam hal-hal negatif, dan memiliki pendirian dalam kehidupan.
Kita harus menyadari bahwa kita adalah arsitek masa depan bagi diri sendiri. Dengan demikian, Cahyo Satrio dalam bukunya yang berjudul You Are What You Think, You Are What You Believe menyampaikan bahwa siapa kita saat ini adalah hasil pilihan kita di masa lalu dan siapa kita di masa depan adalah hasil pilihan kita di masa kini. Sedemikian pentingnya perencanaan yang dapat kamu jadikan senjata dalam mengarungi kehidupan remaja yang penuh dengan ketidakstabilan emosi dan tekanan hidup yang beragam.