Pernah ga sih kamu kecewa sama seseorang sampai bikin kamu susah untuk percaya lagi sama dia? Mungkin karena terlalu sering dibohongi, di-ghosting, atau diselingkuhi membuatmu menutup hati dan menaruh stigma negatif kepada semua laki-laki yang akan mendekatimu. Pengalaman yang menyakitkan membuatmu mengalami trust issue atau krisis kepercayaan kepada orang lain. Kamu pun berlindung di balik kalimat, “Semua cowok sama aja!”
Berbagai pengalaman menyakitkan inilah yang akan menuntun kamu pada sebuah kondisi sulit percaya terhadap orang lain atau bahkan diri sendiri yang biasa dikenal dengan trust issue. Menurut artikel yang dilansir oleh klikdokter, trust issue artinya derajat kecenderungan seseorang untuk tidak mempercayai pasangan atau orang terdekatnya. Kondisi semacam ini dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk sikap dan perilaku. Seperti berbagai kondisi psikologis lainnya, trust issue terbentuk karena banyak faktor. Beberapa diantaranya adalah faktor pengalaman dan relasi sebelumnya, faktor kepribadian, faktor pola asuh orang tua, dan juga pengaruh dari lingkungan sekitar.
Masalah kepercayaan ini dapat memicu berbagai masalah lainnya di masa yang akan datang karena dapat menyebabkan rasa kecewa dan kehilangan situasi penting dalam hidup. Lalu, apa yang dapat dijadikan indikator bahwa kamu memiliki trust issue? berikut beberapa diantaranya
- Selalu Berasumsi yang Buruk
Orang dengan trust issue biasanya cenderung untuk lebih memikirkan banyak asumsi buruk pada orang sekitarnya yang sebenarnya belum tentu terjadi. Asumsi negatif ini akan membuatnya merasa cemas walaupun orang tersebut telah membuktikan bahwa ia dapat dipercaya.
- Rasa Curiga Berlebihan
Seseorang yang memiliki masalah kepercayaan akan selalu mencurigai seseorang yang notabene berbuat baik kepadanya. Mencurigai seseorang yang sebelumnya pernah menyakiti ataupun mengkhianati kita merupakan hal yang lazim. Namun, bagaimana jika curiga pada orang yang tidak pernah berbuat salah pada kita? Atau bahkan curiga pada seseorang yang belum lama kita kenal? Waspada itu merupakan gejala dan tanda bahwa kita mengalami trust issue.
- Membatasi Diri dalam Bersosialisasi
Dalam beberapa kasus, masalah kepercayaan ini dapat membuat seseorang menarik dirinya dari lingkungan sekitar. Hal ini dilakukan dengan niat agar terhindar dari berbagai rasa kecewa di masa depan seperti dikhianati dan lain sebagainya. Tembok yang dibangun ini hanya akan membuat masalah baru dengan orang sekitar.
- Sulit Memaafkan dan Mudah Menyimpan Dendam
Orang dengan trust issue cenderung mengatikan kesalahan kecil dengan pengalmaan yang tidak menyenangkan di masa lalu. Kesalahan kecil ini bisa datang dari orang yang berada di sekitarnya, misalnya terlambat dalam berkabar atau lupa akan janji yang telah dibuat. Padahal, bisa saja masalah tersebut merupakan masalah yang jarang atau belum pernah dilakukan oleh orang tersebut tetapi justru berdampak bersar terhadap orang yang mengalami krirs rasa percaya.
Jika mulai merasa bahwa kamu memiliki kecenderungan krisis rasa percaya atau trust issue, berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya
- Coba Komunikasikan Kekhawatiran
Ketika kamu pernah merasakan kekecewaan mendalam atau pengalaman pahit di masa yang lalu, cobalah untuk mengkomunikasikan hal tersebut kepada orang sekitar. Bicaralah lebih terbuka agar orang-orang disekitar kamu saat ini bisa lebih memahamimu.
- Mulai Bangun Rasa Percaya
Membangun rasa percaya terhadap orang lain saat kamu pernah dikecewakan tentu tidak akan mudah, tetapi sangat layak untuk dicoba. Tidak perlu terburu-buru untuk bisa langsung sangat percaya.
- Jadikan Kepercayaan sebagai Prioritas
Rasa percaya merupakan bagian penting dari hubungan sosial antar manusia, baik itu dengan pasangan, orang tua, sahabat, bahkan rekan kerja. Jadikan rasa percaya ini sebagai prioritas, walaupun terasa cukup sulit untuk dilakukan.
- Refleksi Diri
Mulailah dengan meluangkan waktu untuk berpikir dan berdialog dengan diri sendiri atau teman sebaya mengenai masalah kepercayaan yang kamu alami. Cobalah merefleksikannya dan pikirkan hal apa yang dapat kamu ubah agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Jika beberapa cara diatas masih terasa sulit untuk kamu lakukan, kamu bisa melakukan cara selanjutnya yakni dengan berkonsultasi ke terapis atau psikolog. Kamu bisa menceritakan semuanya tanpa perlu takut, terapis atau psikolog yang profesional ini akan memberikan masukan, saran, bahkan solusi sesuai kapabilitasnya. Tenang, masalah kamu juga tetap akan menjadi rahasia kok.
Perlu diingat kembali bahwa dalam setiap hubungan, semua orang akan merasa dikecewakan dan mengecewakan, dikhianati dan mengkhianati. Hal ini berarti ketika kamu memaafkan orang lain, itu sama dengan memaafkan diri sendiri.
Referensi:
- WebMD. (2020). Trust Issues: Signs to Look For.
- Very Well Mind. (2020). How People’s Prejudices Develop
- Psychcentral.com. Diakses 2022. Understanding The Avoidant Personality: 6 Ways to Cope.